Senin, 20 Juni 2011

TAJDIIDUN NIKAH


KONSEP TAJDID NIKAH DALAM ISLAM
1. Pengertian
Secara Etimologi kata  “ Tajdiidun Nikah, berasala dari  kata,  Jaddada – Yujaddidu – Tajdiidan  yang artinya   pembaharuan” 1). Yang dimaksud pembaharuan disini adalah memperbaharui nikah. Kata nikah berasal dari kata nakaha  - yankihu – nikaha yang berarti Nikah“2).
Namun masyarakat luas sering menyebut dengan Istiah “ TAJADUD”    Tajaddud  berasal dari bahasa arab, dari  kata  tajaddada – yutajaddadu - tajaddudan  yang artinya memjadi baru lagi “ 3).
Konsep Tajaddud ini sering kali dipakai oleh masyarakat dalam hal  memperbaharui nikah, atau  mbangun nikah.  Dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah “Nganyari Nikah”. 
Menurut  bahasa Nikah berarti “menghimpun dan ngumpulkan”4). Dalam pengertian fikih “Nikah adalah akad yang mengandung kebolehan melakukan hubungan suami istri dengan lafal nikah/kawin atau yang semakna dengan itu”5). Dalam pasal 2 (dua) Kompilasi Hukum Islam disebutkan bahwa “ Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan yaitu akad yang kuat atau mitsaqon gholidhon   untuk    menaanti  perintah  Allah    dan    melaksanakannya      adalah Ibadah” 6). . Ta’rif perkawinan menurut Sulaiman Rasyid “7),  Ialah akad yang  menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta bertolong-tolongan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang antara keduannya  bukan muhrim.
               Dari uraian  tersebut diatas tampak jelas bahwa yang dimaksud  dengan “ Tajdid Nikah  dalam Pernikahan “ adalah pembaharuan Aqad Nikah.  atau memperbaharui Akad Nikah atau mengulang  Akad Nikah. Yang dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah “ Nganyari Nikah. Atau lebih dikenal dengan Istilah tali Mbangun Nikah.  

2. Dasar Hukum Tajdid Nikah
Tajdid Nikah atau memperbaharui Nikah dan yang lebih dikenal dengan istilah Mbangun Nikah serta dalam bahasa Jawa sering disebut dengan istilah Nganyari Nikah,  sama sekali tidak diketemukan dasar hukumnya, baik dari Al-qur’an. maupun Sunnah Nabi.
Dikalangan para Ulama hal tersebut menjadi perbedaan pendapat ada yang membolehkan dan ada yang melarang atau memberikan batasan – batasan tertentu, agar pernikahan yang memiliki nilai sakral tersebut tidak menjadi barang mainan
Menurut  Syaikh Isma’il Al-Yamani Al-Makki berpendapat bahawa :

ان مسئلة تجديد النكاح الذي هو عبارة عن تكرير عقد لتجمل او احتياط ليست من المسائل الحادثة في هذه الازمنة الآخرة على معنى لايكون لها ذكر في كلام فقهائها المتقدمين بل هي مذكورة في المنهاج للامام النواوي رحمه الله تعالى وهو من اهل القرن السادس واظنه مسبوقا في ذالك غير انه لم يشتهر العمل بمقتضاها الا لاهل ناحيتنا وهم اهل انصاف للحق واحتياط


Artinya : Sesungguhnya masalah Tajdid Nikah yang berarti berulang – ulangnya akad Nikah untuk memperindah dan hati – hati, bukan masalah baru yang muncul belakangan ini, dalam arti tidak pernah di singgung dalam kajian Fiqih Klasik, bahkan sesungguhnya telah disebutkan dalam kitab Minhaj, karya Imam Nawawi yang hidup pada abad ke Enam, dan saya kira sebelumnya (sudah ada penyebutanTajdid Nikah) hanya saja tidak populer di praktikkan kecuali beberapa daerah tertentu yang penduduknya adalah orang – orang yang berpegangan kepada kebenaran dan berhati – hati. “8)


Dalam kesempatan lain ketika beliau di tanya tentang Tajdid Nikah beliau menjawab :
اذا قصد به التأكيد فلابأس به لكن الاولى تركه
Artinya:  “Apabila Tajdid Nikah itu untuk mengokohkan ‘akad yang pertama maka tidak apa-apa, akan tetapi sebaiknya tidak usah di praktikkan”9).

Dalam kitab At-Tuhfah, Juz VII, , disebutkan  


أَنَّ مُجَرَّدَ مُوَافَقَةِ الزَّوْجِ عَلَى صُورَةِ عَقْدٍ ثَانٍ مَثَلاً لاَ يَكُونُ اعْتِرَافًا بِانْقِضَاءِ الْعِصْمَةِ اْلأُولَى بَلْ وَلاَ كِنَايَةَ فِيهِ وَهُوَ ظَاهِرٌ إِلَى أَنْ قَالَ وَمَا هُنَا فِي مُجَرَّدِ طَلَبٍ مِنْ الزَّوْجِ لِتَجَمُّلٍ أَوْ احْتِيَاطٍ فَتَأَمَّلْهُ.


"Sesungguhnya persetujuan murni suami atas aqad nikah yang kedua  (memperbarui nikah) bukan merupakan pengakuan habisnya tanggung jawab atas nikah yang pertama, dan juga bukan merupakan kinayah dari pengakuan tadi. Dan itu jelas ….s/d … sedangkan apa yang dilakukan suami di sini (dalam memperbarui nikah) semata-mata untuk memperindah atau berhati-hati". 10.

Inilah yang menjadi salah satu alasan bagi mereka yang membolehkan Tajdid Nikah,  yakni  dengan niatan  semata – mata untuk memperindah atau agar mereka  lebih berhati – hati  dalam menjaga pernikahan atau perkawinannya..

Bagi yang melarang atau memberikan batasan – batasan tertentu mereka  memiliki alasan yang lebih jelas. Karena sesungguhnya masalah pernikahan itu adalah masalah ibadah yang sudah barang tentu  harus mengikuti Sunnah Nabi.
Dalam kitab  Al-Anwar, Juz II, disebutkan  bahwa :

وَلَوْ جَدَّدَ رَجُلٌ نِكَاحَ زَوْجَتِهِ لَزِمَهُ مَهْرٌ آخَرُ ِلأَنَّهُ إِقْرَارٌ بِالْفُرْقَةِ وَيَنْتَقِضُ بِهِ الطَّلاَقُ وَيَحْتَاجُ إِلَى التَّحْلِيْلِ فِى الْمَرَّةِ الثَّالِثَةِ.
 "Jika seorang suami memperbaharui nikah kepada isterinya, maka wajib member mahar (mas kawin) karena ia mengakui perceraian dan memperbaharui nikah termasuk mengurangi (hitungan) cerai/talaq. Kalau dilakukan sampai tiga kali, maka diperlukan muhalli". 11.

Hal yang sama  juga disampaikan oleh Yusuf al-Ardabili” 12.,bahwa “tajdidun nikah dihukumi sebagai ikrar bith thalaq (pengakuan cerai), wajib membayar mahar lagi dan mengurangi adaduth thalaq (bilangan talak).  
Begitu agungnya pernikahan tersebut sehingga Allah menggunakan istilahMitsaaqon gholidhon pada ikrar pernikahan,lihat An nisa’ 21.Dan istilah tersebut juga digunakan Alloh pada perjanjianNya dengan bani israil,lihat An nisa’ 154,dan juga dalam perjanjianNya dengan para Nabi,lihat Al Ahzab 7. Ini semua menunjukkan bahwa pernikahan adalah sebuah ikrar sakral yang sekali terjadi untuk selama-lamanya dan tidak boleh dibuat main-main dengan  sering menyebut kata-kata  talaq kepada istrinya. Karena kalau sampai menyebut kata talaq kepada istrinya hingga tiga kali maka akan jatuh talaq bain,yang tidak boleh rujuk lagi kecuali ada muhalli(istri nikah dulu dengan orang lain).Ini yang dipahami oleh para ulama-ulama madzhab…Jadi kalau tiap tahun membangun nikah karena ada kekhawatiran pernah ada ucapan talaq sehingga khawatir aqadnya rusak,maka ini adalah perbuatan yang bertentangan dengan syara’ yang dipahami para ulama tersebut.Karena hakekatnya ketika sudah bangun nikah pada ketiga kalinya,istrinya sudah tidak sah lagi untuk dinikahinya pada bangun nikah berikutnya.
Namun jika membangun nikah itu karena diakibatkan keraguan akan rusak pada akad sebelumnya karena dimungkinkan ada kata-kata talaq dari suami,maka dalam kasus seperti ini boleh untuk bangun nikah atau Tajdidun nikah, dengan catatan masih dalam masa ‘iddahnya. Dan caranya cukup suami berkata kepada istrinya,’saya mau rujuk sama kamu’,dan istrinya menerima maka mereka sah menjadi suami-istri dengan aqad yang baru,tanpa perlu ada saksi dan wali.  
Jika membangun nikah / Tajdidun nikah dalam rangka mengesahkan ke KUA yang sebelumnya sudah nikah sama kyai. Maka menurut Ibnu Hajar, pernikahan kedua dihadapan KUA tersebut boleh tanpa menggugurkan ke absahannya dan akad pernikahan sebelumnya, dengan syarat mempelai pria tetap meyakini ke absahannya aqad sebelumnya. (Syaraha al Manhaj Lisyihab Ibni Hajar juz : 4/391 ) .
Jadi kalau bangun nikahnya setiap tahun atau setiap 25 tahunan apalagi setiap minggu sekali yakni pada hari Jum’at legi sekali, maka itu tidak pernah ada di jaman Nabi ,sahabat, tabi’in atau jaman apapun kecuali jaman kita ini. Karena pada dasarnya Nikah = Mitsaaqon gholiidhon yang berlaku sepanjang masa,dan jangan dibuat mai-main,karena ia adalah ikrar yang sakral di Mata Alloh dan di mata manusia.
Dalam majalah AULA no 8 Tahun VII Sepetember 1990,” 13. sedikit  disinggung juga masalah Tajdiidun Nikah.  Di sana dinyatakan bahwa,   masalah tajdidun nikah tidak ada kitab-kitab fiqh dari empat madzhab yang menyinggungnya; karena masalah NTR (nikah, talak dan ruju')sudah diatur dengan jelas dalam syariat agama Islam. Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa nikah itu dapat menjadi sah jikan dilakukan terhadap wanita ajnabiyah yang belum menjadi isterinya; dan tidak sah jika dilakukan terhadap wanita yang masih berstatus sebagai isterinya.  Sedangkan terhadap isteri yang sudah ditalak dengan talak raj'i saja, jika isteri tersebut masih dalam masa iddah, tidak perlu dilakukan nikah pembaharuan/tajdidun nikah atau nikah ulang, tetapi cukup hanya dengan diruju' kembali dengan mengucapkan: "Kamu saya ruju'!". Jika isterinya tidak menolak, maka hukumnya sudah sah menjadi suami isteri kembali, tanpa harus ada wali dan saksi. Adapun tajdidun nikah bagi pasangan suami isteri yang kawin menurut syariat agama Islam. kalau kita teliti adalah bersumber dari golongan  orang-orang yang berpendapat bahwa disamping Allah swt masih ada yang menentukan kebahagiaan dan kesengsaraan hidup seseorang yang berumah tangga, yaitu hari pasaran: dan orang-orang ini pada hakikatnya adalah orang-orang musyrik, karena kalau ada pasangan suami isteri yang hidupnya masih belum tenang dan tenteram, maka yang disalahkan adalah hitungan hari pasaran pada waktu melangsungkan akad nikah, sehingga disuruh melakukan Tajdidun Nikah pada hari dan pasaran yang sesuai menurut hitungan mereka.
Menurut “  Habib Mahmud “, 14. bahwa  memperbaharui nikah atau dalam bahasa arab disebut Tajdidun Nikah, diperbolehkan untuk talak kategori satu dan dua, sementara untuk talak tiga tidak boleh diperbaharui. Tapi kalau ada pasangan yang sudah talak tiga, namun ingin rujuk kembali, maka, Kata Habib Mahmud,  si istri harus dinikahi dulu oleh orang lain atau disebut Mahallul dan harus berhubungan badan. Setelah itu, mahallul boleh menceraikan istrinya, untuk kemudian bisa dinikahkan dengan suami yang telak menceraikannya dengan talak tiga tadi.
Karena itu penting untuk kita ketahui tentang aturan Nikah, Talak dan Rujuk dalam Islam. Sehingga kita akan tahu apakah pelaksanaan Tajdid Nikah yang kita lakukan itu sesuai dengan aturan – aturan hukum Islaam atau tidak.  Pengetahuan tersebut paling tidak dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman kita dalam menjalankan syari’at Islam berupa Nikah, Talak dan Rujuk.

27 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum bapak Ahmad Sutaji. Sy adalah orng yg sring melakukan tajdid nikah krn kwatir pernah mengucapkan kata talaq pd istri sy dan pernah sekali melakukan tajdid nikah yg mengganti nama istri mnjadi nm pemberian dr orng pintar. Pertanyaannya apakah pernikahan sy sdh tdk sah lagi krn telah melakukan tajdid nikah lebih dr tiga kali mengingat wktu itu sy masih awam (ikut"an kt orng) dan msh blm mengerti hakekat tajdid nikah yg sesungguhnya. Stelah membaca artikel ini barulah sy paham dn merasa bersalah melakukan perbuatan tsb. Mohon bantuan jawabannya bapak Sutaji, terima kasih. Wassalam....

    BalasHapus
  3. Ya terima kasih atas pertnyaannya.
    Nikah itu kan Sunnah Rasul jadi pelaksanaannya seharusnya juga harus
    berdasarkan Tuntunan sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasullah
    Muhammad SAW.
    Selama pernikahan yang kita lakukan sesuai dengan syari'at Islam, maka
    pernikahan tersebut tetap sah.

    Adapun persoalannya adalah berapa kali seseorang dibolehkan menikah
    dengan Istri yang sama. Selama ikatan suami istri tidak putus, maka
    suami tidak perlu lagi memperbaharui Nikah. Karena pada dasarnya Nikah
    itu bagi yang belum mempunyai ikatan, sedangkan yang sudah punya
    ikatan Suami Istri ya ndak perlu nikah lagi.

    Kalau toh terpaksa melakukan yang sering kita sebut sebagai istilah
    Tajdid Nikah, maka harus mengikuti aturan tentang masalah Talak.
    Karena Talak itu merupakan Syari'at Islam maka pelaksanaannya juga
    harus berdasarkan Tuntunan ajaran Agama Islam. Islam membatasi Talak
    itu cukup 3 X. Pada talak Pertama dan Kedua, seorang Suami masih bisa
    kembali rujuk kepada Istri. Sedangkan pada Talak Ke-tiga seorang Suami
    tidak dibolehkan Rujuk atau kembali pada Istri, kecuali Istri tadi
    sudah pernah dinikahi oleh seorang laki - laki lain dan pernah
    dikumpuli karena pernikahannya tersebut bukan pernikahan yang
    main-main.

    Dari sini jelas mengenai kasus yang menimpa Bapak secara hukum Islam
    Pernikahan yang Bapak lakukan melebihi tiga kali dengan Istri yang
    sama tersebut tidak Sah.

    Adapun karena dalam melakukan perbuatan tadi Bapak tidak tahu dan
    tidak pernah ada yang memberi tahu, maka itu termasuk katagori
    perbuatan yang dimaafkan. Dan jangan diulangi lagi.

    BalasHapus
  4. Asalamualaikum pak Ahmad sutaji. Sangat membantu sekali infonya trimakasih, masih ada yg ganjel di hati saya masalah kata saya ke istri
    Saya: Kita apa pisah dulu aja ya
    Istri: Yaudah pisah ya pisah tapi saya minta duit buat modal,
    habis itu istri nelpon tanya kenapa saya ngomong gitu dan ujung2nya istri minta maaf, dan saya bilang yaudah saya trima km apa adanya dan akirnya kita baikan lagi, apa ini termasuk saya sudah menalak istri trimakasih atas jawabanya sangat saya butuhkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mulailah dengan hidup baru, harapan baru. Jangan diulangi lagi kata - kata yang mengandung Talak lagi. Jika sudah tau, maka ndak boleh diulang dan apabila masih diulang lagi, Maka perbuatan tesebut sangat tercela.

      Hapus
  5. Assalamu'alaikum bapak sutaji yang saya hormati, terimakasih atas infonya. Terkait tajdid an nikah, apakah hal ini di perbolehkan menurut fiqih 4 madzhab? Mohon penjelasannya, terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya kira keterangan saya sudah cukup lengkap. Mohon dibaca dengan seksama. Dari Madzab apapun ketika pelaksanaannya bertentangan dengan Hukum Islam ya tetap tidak bisa dibenarkan.

      Hapus
  6. Assalamualaikum.. bpk sutaji... mohon saran dan masukan nya.. ada saudara saya yg telah menikah secara siri skitar sbulan yg lalu.. seiring sejalan nya wktu dia mendapatkan informasi bahwa suami nya telah menikah 2 kali (poligami) & dari masing2 memiliki anak.. meskipun pd sat menikah lg dengan saudara saya status nya telah duda.. yg ingin saya tanyakan..
    1. Apakah saudara sy boleh meminta pisah krn takut diperlakukan sama dengan sebelumnya
    2. Apakah dibenarkan calon suami menyembunyikan informasi yg penting seperti ituu dari calon pendampingnya.. meskipun dengn alasan menjaga perasaan calon istri dan tidak mau membuka aib masalalu.. terima kasih.. wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Indonesia masalah pernikahan telah diatur melalui berbagai peraturan dan per-UU Ngan. Yang namanya nikah itu hanya dapat dibuktikan dengan akta Nikah. Orang ndak bisa ngomong kesana kemari udah nikah, tanpa ada bukti surat nkah. Karena itulah selama dalam pernikahannya dia belum pernah punya surat nikah karena tidak pernah dicatatkan secara resmi di KUA, maka statusnya kemabali ke awal. Dan dia boleh ganti - ganti pasangan selama dia mau. Kalau saudara Adik itu mau minta cerai mau minta siapa dan kemana, toh ternyata dia tidak pernah pegang bukti hukum apa pun. Bisa-bisanya ya mengajukan Istbat Nikah dan Langsung cerai di PA, itu kalau Pengadilan mau menerima pengajuan saudara Adik. Karena Pengadilan juga akan melihat Syarat dan rukunnya serta serta alasan kenapa dulu tidak dicatatkan. Kalau sekiranya ada yang janggal dan penuh tipu muslihat dalam pernikahan tersebut, Pengadilan juga tentu akan menolakknya.

      Hapus
  7. Assalam...
    Maaf pak sya mau tanya... 2 hr yg lalu sya bertengkar dng suami sya... Masalah uang... Krn yg dijanjikannya tdk ditepati... Krn kesal saya minta pisah saja... Trus suami saya meninggalkan saya pulang kermh ortunya... Trus saya dpt sms dr suami sya ada kta2 " atas nma allah mulai detik ini km bukan istri ku lg" yg saya mau pertanyakan :
    1. Apakah itu udah termasuk talak ?
    2. Klo memng talak... Cara rujuk kembali yg baik gmn ?
    3. Apa saya perlu pembaharuan nikah?

    Makasi
    Wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. Talak itu hanya milik Suami, sekali suami mengucapkan kata talak, maka jatuhlah talak itu. Tapi jika yang megucapkan itu Istri, seribu kali dalam sehari pun tidak aka menjatuhkan talak. Cuma ucapan itu dilarang keras dalam Islam.

      2. Karena tidak ada talak, maka tak perlu rujuk, ya langsung aja begitu pulang angsung dilayani.

      3. Tidak perlu ada pembaharuan nikah, karena tidak ada talak yang jatuh.

      Hapus
  8. Assalamu'alaikum warahmatullah ustadz. Afwan ustadz mohon bantuannya atas pertanyaan berikut dari pe-nanya yg menghadapi permasalahan ini.

    Pertanyaannya begini ustadz :

    Apa telah jatuh talak ustadz, jika pada saat itu saya dan istri sedang ada permasalahan rumah tangga, istri saya meronta² dan berani memukul ke saya, dia jg trs brteriak minta cerai.

    akhirnya kesabaran saya habis dan saya kelepasan blng "iya kita pisah/cerai"

    tp waktu itu saya berkata demikian agar istri tenang (tidak meronta dan brteriak²) malu sama tetangga.

    Tp juga ada sdkit rasa kekesalan saya wktu itu ke istri karna dia tidak bisa dikontrol, sehingga terlepaslah kalimat cerai/pisah tersebut.

    Ustadz mohon jawabanya apakah dg permasalahan diatas telah jatuh talak atau blm ustadz?

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata talak itu harus diuacapkan dengan penuh kesadaran tanpa emosi. Apalagi dalam tekanan. Jika diucapkan dengan emosi dan penuh dengan tekanan, maka ucapannya menjadi tidak sah.

      Hapus
  9. Asalamualaikum pak ustad saya mohon bantuanya saya mau tanya...saya baru saja menikah hampir 1th yg lalu dan saya dulu dalam bercanda saya pernah mengucap kata cerai/pegat kpda istri sya tpi sya eggak tau sama sekali kalau kalau hukum cerai itu sampai btas 3 sja stlah itu selesai trus kejadian itu terulang lagi sya kembali men talak istri saya yg ke2 dan pda saat itu sya dlam k adaan marah..lah sekarang sya mau rencana mau bangun nikah sama istri sya soalnya kta orang2 klu hbis talak itu hrus bangun nikah lagi biar kita dlam kehidupan tdak ada masalh/apes..skrang sya mau tanya pak ustad apakah setelah kita bangun nikah talak yg sudah sya ucapkan 2 tadi akan di hapus..mksudnya kembali ke 0 lagi seperti kita baru nikah dulu..tolong di jawab pak ustad terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya... tidak bisa kembali ke 0, Karena talak itu ada hitunganya sampai batas maksimal 3 Kali. Ketika sudah tiga kali maka aturannya harus betul - betul dilepas dan tak boleh Rujuk lagi. Kecuali kalau Istri Anda sudah nikah lagi dan pernah melakukan hubungan suami istri tapi karena tidak adanya kecocokan dan akhirnya di talak oleh suaminya. Maka jika sampean masih menginginkan Dia jadi Istrimu itu dibolehkan dengan syarat dia mau. Ini baru mulai dihitung dari 0 lagi.

      Hapus
  10. Yang saya mau tau. Boleh minta referensi dari postingan di web ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa beli di Gramedia, Toga Mas atau toko Kitab lannya. Maaf Saya ndak jualan Kitab.

      Hapus
  11. Assalamu'alaikum,,wr wb
    Pak ustadz sy mau tanya terkait dg tajadud nikah / membangun nikah kembali

    Sy selama nikah tdk pernah mengatakan talak kpd istri sy sampai saat ini, tetapi Krn ada urusan pekerjaan di luar kota sehingga membutuhkan wkt 8 bln tdk pulang ke rmh sendiri,, tetapi nafkah sblm 3 bln dan masih sy beri nafkah seterusnya,,,sesuai kemampuan rejeki yg diberikan Allah kepada sy,,,,akan tetapi nafkah batin seperti melakukan jima' selama 8 bln tdk bisa sy lakukan

    Pertanyaannya
    Dlm situasi itu apa sy hrs melakukan tajadud nikah / membangun nikah kembali dlm rmh tangga sy
    Trms sblmnya
    Wassalamu'alaikum Wr Wb

    BalasHapus
  12. Mengapa harus melakukan Tajdid nikah jika tak pernah mengucapkan kata Talak. Ya ndak perlu melakukan Tajdid nikah, cuma ya lebih perhatian aja pd istri agar lebih disayang.

    BalasHapus
  13. saya di anjurkan untuk menikah tajadud dengan mengganti nama istri saya.
    apakah hal ini akan sah?...
    mohon pencerahan nya..
    terimaksi

    BalasHapus
  14. Assalamu'alaikum,wr.wb..
    Ustadz, sya ad bbrpa prtanyaan mohon bantuan pncerahan'y dri kasus sy ni.
    1. sya dg suami prnah mnikah syiri kmudian bbrpa buln kmudian mjatuhkn talaq prtma d'depan org tua'y pas buln ramadhan akhir, tpi kmudian besok'y dy minta rujuk & mngajak sya brhubungn badan ntuk rujuk'y. Prtanyaan'y gugur ato tidak status talaq'y ?

    2. Skrg kmi sdag brmasalah krn kurg komunikasi yg tidak nyambung, shga dy bkin status d'WA brniat mo b'istri lgi.. sya protes.. dy marah hga akhir'y dy mnjatuhkn talaq lgi ba'da maghrib kpda sya dhadapan sya & ank kmi (dg ekpresi sprti berat &

    Sprti tidak ingin cerai).. dy bilg udh d'izinkn oleh ibu'y.. tpi d'akhir talaq'y dy bilg klo dy sbenar'y tidak ingin mncari istri lgi..
    Status talaq'y gmna itu Ustadz ?

    3. Ap kmi dbolehkn mbangun nikah ?
    Jika boleh, ap hukum'y dg prnikahn kmi ?
    Bgmana status talaq sblum'y ?

    4.mbangun nikah iika dminta dri pihak istri, apkh boleh ?
    sdagkn wali dri perempuan sudah meninggal, sdagkn adk laki2 blum mau mnerima

    BalasHapus
  15. Assalamu'alaikum Bapak Sutaji..
    Saya mau tanya karena kebetulan sekali saya menemukan blog ini karena memang sedang mengalami dilema mengenai bilas nikah. Setelah saya searching ternyata bilas nikah itu sama artinya dengan tajdid nikah yg bapak bahas ini.
    Nah yang jadi dilema saya bahwa bulan depan tepatnya tgl 2 Agustus 2020 saya dan suami diharuskan oleh keluarga suami utk melaksanakan bilas nikah krn menurut pihak dari keluarga suami bahwa tgl nikah kita dulu itu salah dan menyebabkan banyak musibah berdatangan di keluarga suami karena setelah satu tahun kita menikah ibu suami (Ibu Mertua saya meninggal) dan di tahun ketiga pernikahan kami bapak mertua meninggal juga dan hampir 4 tahun dalam pernikahan kami memang belum dikasih rejeki momongan sama Allah tapi kami sedang proses program hamil ke dokter dan ini Kakek dari pihak suami pun juga mulai sakit. Sehingga mereka meyakini bahwa yg tertinggal hanya saya dan suami saja yg akan hidup. Astaghfirullah padahal kan hidup dan mati seseorang itu atas sekehendak Allah bukan krn pernikahan kami.
    Pernyataan tersebut yg buat saya dilema Pak Sutaji, sebenarnya saya dan suami sudah diminta bilas nikah saat ibu mertua mulai sakit tapi alhamdulillah Allah belum mengijinkan ini terjadi. Dan sekarang dibahas lagi dan tidak boleh ditunda padahal saya benar2 tidak setuju dan merasa pernikahan saya dan suami baik2 saja, alhamdulillah tidak pernah ada kata cerai/talak dan saat orang tua suami sakit kami berduapun merawat mereka sampe akhirnya Allah lebih sayang Bapak dan Ibu Mertua. Saya dan suami juga berpendapat bahwa orang tua suami memang sudah sakit jauhhh sebelum kami menikah bahkan kakek juga krn sudah tua.
    Mohon penjelasannya apakah saya memang harus menuruti pihak keluarga suami krn suami menyerahkan keputusan itu pada saya Mungkin krn suami tidak enak dgn pihak keluarganya yg terus berusaha membujuknya utk bilas nikah dan suami selalu terlihat gamang dan meminta pendapat saya dan saya benar2 tidak menemukan ajaran pada agama islam ini yg mengharuskan bilas nikah krn tgl pasaran pernikahan yg salah pdhl mnrt saya pernikahan itu sakral dan cukup diucapkan sekali seumur hidup oleh suami serta saya bingung utk menjelaskan ketidaksetujuan saya soal bilas nikah pada keluarga suami yang mana mereka percaya teguh dgn pendapat mereka tersebut dari orang pintar (Org pintar inipun masih keluarga suami sendiri).
    Terimakasih dan tolong pencerahannya ya bapak krn saya meminta nasihat. Maaf terlalu panjang saya menjelaskannya.. Mohon maaf bila ada salah kata..Wassalam..

    BalasHapus
  16. Menurut pendapat saya dan uraian pak ust Ahmad Sutaji yg sudah jelas tentang bangun nikah ato bilas nikah, maka tidak perlu dirisaukan keinginan keluarga suami, dan benar tanggal ato pasaran nikah tidak ada hubungannya dengan kematian, itu semua tidak ada dalam ajaran Islam...suami ya harus lebih banyak lagi untuk mengaji tentang Islam....jangan sampai larut dalam kesesatan....met berjuang smg sakinah mawadah wa rahmah, aamien yra...

    BalasHapus
  17. Askum saya mau tanyak pda hri minggu tgl 30 agustus 2020 sya bertengkar sma suami tp suami dlam keadaan minum keras sya bertengkar cmn krn anak shingga suami bilang kamu mau talak ya talakja gitu apa saya harus memperbaharui akad lagi dan ap masih pkek wali dan saksi

    BalasHapus
  18. Askum saya mau tanyak pda hri minggu tgl 30 agustus 2020 sya bertengkar sma suami tp suami dlam keadaan minum keras sya bertengkar cmn krn anak shingga suami bilang kamu mau talak ya talakja gitu apa saya harus memperbaharui akad lagi dan ap masih pkek wali dan saksi

    BalasHapus
  19. Assalamualaikum... Mau tanya klu mau nganyari nikah sebaiknya dipihak keluarga suami atau istri dan apakah dilakukan seperti akad nikah umumnya(hrus ada wali ,saksi dan mahar)

    BalasHapus